Zaman globalisasi dengan arus informasi tekhnologi begitu deras, westernisasi tidak dpt dielakkan, pornografi, video porno semakin marak, pergaulan bebas dan tanpa batas (gak gaul). Fenomena "ironis" ini sudah terjadi dimana-mana, baik di kota besar maupun di kota kecil. Tak jarang banyak bayi yang tak berdosa dibuang di sembarang tempat untuk menutupi aib, dan sekarang ini mencari seorang perempuan yang masih virgin begitu susahnya.
Kehidupan bebas tanpa kontrol orang tua menyebabkan adanya penyakit sosial, bahkan adat istiadat ketimuran mulai diabaikan, keperawanan/kesucian sudah jarang menjadi simbol martabat seorang perempuan yang masih di junjung tinggi. Banyaknya dijual Keperawanan demi mengharapkan tuntutan ekonomi, sebagi pembuktian arti nyata sebuah perasaan/cinta “atas nama cinta” (Pacaran tidak sehat) atau hanya sebagai suatu barang yang disepelekan dan tidak berharga demi kepuasan pribadi(sex bebas).
Istilah keperawanan memang telah digunakan untuk menggambarkan seseorang yang tak pernah berhubungan seksual. selaput dara yang utuh seringkali dijadikan bukti fisik bentuk kesucian. Keperawanan wanita merupakan sebuah simbol harga diri seorang wanita yang dibuktikan tatkala ia sudah menikah, agar mendapat penghargaan dan di hargai oleh yang di cintainya.
Melihat infotainment keperawanan bisa di peroleh secara medis yaitu melalui operasi yang biayanya sangat mahal, Tindakan bedah plastik dilakukan pada bagian tubuh seperti wajah atau payudara. Dengan begitu, tindakan peniruan selaput dara atau hymenoplasty pada gadis yang sudah tidak perawan hanyalah akan menjadi upaya memelihara kehidupan seks bebas. Para Dokter diharapkan mempunyai tanggungjawab moral dan sosial di masyarakat.
Bahkan seorang wanita karena keperawanan sudah hilang, berusaha menutupi bentuk fisik dengan mengubah bentuk penampilan, misalnya berjilbab, karena dengan berjilbab dirasa bisa memberikan image adanya kesantunan dan membawa dampak opini nama baik di lingkungan masyarakat.
Sekarang ini keperawanan hanya isapan jempol yang apabila ia sudah menikah sudah melupakan segalanya. Atas nama cinta pula sang suami rela menerima segala kekurangan dan kelebihan sang istri, meskipun yang dijadikan istrinya sudah tidak perawan, yang dipikirkan bagaimana bisa mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari untuk keluarga.
Bersyukurlah para perempuan yang mampu menjaga martabat dengan menjaga keperawanan dan kesuciannya, dan berbahagialah seorang laki-laki yang mendapatkan perempuan bermartabat karena menjaga kesucian keperawanan demi kebahagian seorang yang di cintainya.
Marilah anak-anak kita sejak dini diajari ilmu agama yang kuat untuk memberikan filter pada pergaulannya di kemudian hari .
Kehidupan bebas tanpa kontrol orang tua menyebabkan adanya penyakit sosial, bahkan adat istiadat ketimuran mulai diabaikan, keperawanan/kesucian sudah jarang menjadi simbol martabat seorang perempuan yang masih di junjung tinggi. Banyaknya dijual Keperawanan demi mengharapkan tuntutan ekonomi, sebagi pembuktian arti nyata sebuah perasaan/cinta “atas nama cinta” (Pacaran tidak sehat) atau hanya sebagai suatu barang yang disepelekan dan tidak berharga demi kepuasan pribadi(sex bebas).
Istilah keperawanan memang telah digunakan untuk menggambarkan seseorang yang tak pernah berhubungan seksual. selaput dara yang utuh seringkali dijadikan bukti fisik bentuk kesucian. Keperawanan wanita merupakan sebuah simbol harga diri seorang wanita yang dibuktikan tatkala ia sudah menikah, agar mendapat penghargaan dan di hargai oleh yang di cintainya.
Melihat infotainment keperawanan bisa di peroleh secara medis yaitu melalui operasi yang biayanya sangat mahal, Tindakan bedah plastik dilakukan pada bagian tubuh seperti wajah atau payudara. Dengan begitu, tindakan peniruan selaput dara atau hymenoplasty pada gadis yang sudah tidak perawan hanyalah akan menjadi upaya memelihara kehidupan seks bebas. Para Dokter diharapkan mempunyai tanggungjawab moral dan sosial di masyarakat.
Bahkan seorang wanita karena keperawanan sudah hilang, berusaha menutupi bentuk fisik dengan mengubah bentuk penampilan, misalnya berjilbab, karena dengan berjilbab dirasa bisa memberikan image adanya kesantunan dan membawa dampak opini nama baik di lingkungan masyarakat.
Sekarang ini keperawanan hanya isapan jempol yang apabila ia sudah menikah sudah melupakan segalanya. Atas nama cinta pula sang suami rela menerima segala kekurangan dan kelebihan sang istri, meskipun yang dijadikan istrinya sudah tidak perawan, yang dipikirkan bagaimana bisa mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari untuk keluarga.
Bersyukurlah para perempuan yang mampu menjaga martabat dengan menjaga keperawanan dan kesuciannya, dan berbahagialah seorang laki-laki yang mendapatkan perempuan bermartabat karena menjaga kesucian keperawanan demi kebahagian seorang yang di cintainya.
Marilah anak-anak kita sejak dini diajari ilmu agama yang kuat untuk memberikan filter pada pergaulannya di kemudian hari .