Rabu, 04 Juli 2012

Potret Pendidikan Kita

Pendidikan di Indonesia sekarang ini masih kalah dibandingkan dengan negara tetangga seperti Malaysia. Menurut sejarah, dulu banyak sekali guru di Indonesia di kirimkan untuk mengajar di Malaysia. bahkan banyak sekali pelajar dan mahasiswa maupun guru-guru asli Malaysia menimba ilmu di universitas - universitas di Indonesia.

Ironis memang kondisi di negara kita sekarang. Banyak pelajar, mahasiswa kita justru menimba ilmu di Malaysia. Mereka seakan-akan bangga akan kualitas ilmu lulusan dari lembaga-lembaga pendidikan di Malaysia.

Sistem Pendidikan di Indonesia juga semakin salah kaprah, permasalahan adanya Rintisan Sekolah Berstandart Internasional (RSBI), yang perlu dipertanyakan adalah bagaimana kualitas dan mutu dari hasil sistem pendidikan RSBI ini, mampukah mencetak generasi  cerdas yang mampu bersaing dengan negara luar.  Dengan biaya yang mahal sekolah RSBI ini hanya bisa ditempuh oleh  anak-anak menengah-keatas. sedangkan anak anak dari keluarga kurang mampu tidak bisa mengecap sekolah yang sama dengan anak anak dari keluarga yang mampu.

Biaya untuk menimba ilmu di fakultas kedokteran juga sangat mahal, hal ini menyebabkan anak-anak petani dan pegawai biasa  yang memiliki kepintaran, ketekunan, kecerdasan dan mempunyai potensi, notabene tidak bisa menimba ilmu di Fakultas Kedokteran. Memang Fakultas Kedokteran hanya bisa ditempuh oleh anak pejabat dan anak-anak pemilik modal.


Fenomena ini harus di kaji lebih dalam mengapa sistem dan mutu pendidikan di negara kita tidak sesuai dengan cita-cita para pendiri dan pahlawan pendidikan kita

Senin, 02 Juli 2012

THALASEMIA PERLU PERHATIAN

Allah SWT memberikan anak penderita Thalasemia merupakan kunci kita untuk selalu dekat kepada Allah SWT,   kita tidak boleh jauh sama Allah SWT dan ini merupakan bukti Allah SWT sayang kepada hambanya. Kita diberikan amanah anak penderita Thalasemia oleh Allah SWT karena Allah sudah menganggap kita sanggup merawat amanah anak tersebut. 
Thalasemia merupakan ujian hidup bagi keluarga yang anaknya terkena, marilah kita bersabar, berdo'a dan tawakkal merupakan kunci untuk kita mengarungi ujian hidup ini. Jangan pantang menyerah, Berpikir positif dan selalu berusaha, terus Bermunajat kepada Allah tanpa mengenal lelah agar diberikan kesembuhan, di balik kesusahan pasti ada kemudahan. Apabila kita lulus dalam ujian Allah SWT kita akan mendapat keberkahan dalam hidup. Dukungan perilaku sosial  kita harus baik (baik dimata Allah SWT dan baik di mata manusia), tolong menolong, memberikan sebagian harta kita untuk membantu fakir miskin dan anak yatim.
Meskipun biaya penderita Thalasemia sangat mahal Jangan kita mengeluh soal biaya bagi anak kita yang  menderita thalasemia, kita harus berusaha InsyaAllah,  Allah SWT akan memberikan jalan keluar yang baik.
Dari sisi perjalanan hidup sosial anak yang terkena thalasemia perlu mendapat dukungan moril sosial dari keluarga, sekolah dan lingkungan, membesarkan hati anak, memberikan motivasi.
Terutama dalam dunia pendidikan anak penderita thalasemia diberikan prioritas tanpa mengurangi kesamaan hak dengan siswa yang sehat..
Tidak menutup kemungkinan kita perlu dukungan dan perhatian bagi Instansi Pemerintah, seperti Dinas Kesehatan, Rumah Sakit Umum Daerah selalu memberikan kemudahan dimanapun dia berobat., diberikan kemudahan dalam membuat Kartu Jaminan penderita Thalasemia di Rumah Sakit supaya biaya gratis bagi obat-obatnya. Bagi Penderita Thalasemia yang mempunyai ASKES diberikan keringanan untuk biaya berobat (Obat-obatnya) atau bahkan biayanya gratis.
Kita juga perlu mendapat dukungan dari organisasi/perkumpulan peduli Thalasemia,  yayasan, Lembaga Swadaya Masyarakat dan sebagainya untuk lebih memperhatikan para penderita Thalasemia.
Anak merupakan aset generasi penerus kita, dibalik penderitaannya masih tersimpan kekuatan, kebahagian, dan kecerdasan intelektual dalam hidupnya.
Semoga dengan adanya penelitian dari para ahli dibidangnya bisa di ketemukan obat dan cara penyembuhannya sehingga penderita Thalasemia bisa disembuhkan.Aminn..