Minggu, 23 Mei 2010

MEMBANGKITKAN GENERASI UNGGUL DENGAN PENDIDIKAN UTUH

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

Mari kita lihat, cermin pelaksanaan pendidikan dinegeri ini, hanya menganggap peserta didik berprestasi kalau mereka mempunyai nilai tertinggi. Pendidikan kita tidak memandang peserta didik secara menyeluruh. Yang dinilai dalam masa evaluasi peserta didik hanya aspek akademis semata. Ini tertuang dalam nilai Ujian Nasional atau IP (indeks prestasi) saja. Aspek kecerdasan moral atau akhlak sama sekali tidak diperhitungkan. Dengan demikian, boleh jadi mereka tidak peka terhadap penderitaan rakyat. Orientasinya sudah berbeda. Buat apa mengangkat kehidupan rakyat dengan memberdayakan mereka dari ketertinggalan. Yang dipikirkan bagaimana dirinya aman, dan bisa mencapai kemakmuran hidupnya sendiri. Problem-problem sosial juga sering terjadi di kalangan peserta didik seperti tawuran, narkoba, seks bebas, dan berbagai bentuk kenakalan remaja lainnya telah turut mempertebal "mendung kelabu" yang menaungi dunia pendidikan.

Pendidikan yang ideal seharusnya juga memperhatikan semua aspek dalam perkembangan peserta didik. Sebab, sejatinya pendidikan memang berkaitan dengan banyak aspek. Mereka yang rapornya bagus, misalnya belum tentu memiliki sensitivitas terhadap persoalan di sekitarnya. Misalnya, ketika kawan sekelasnya terserang penyakit atau masalah keluarga, apakah mereka yang beraport bagus itu punya kepedulian.
Memang dari segi akademis, hal itu sebagai langkah baik. Apalagi dalam konteks mengejar ilmu pengetahuan, kita memang masih tertinggal dibanding dengan negara-negara lain. Namun, dengan mengabaikan aspek non akademis, peserta didik akan kehilangan kepribadian dan menjadi tidak peka terhadap persoalan di sekitarnya.

Pendidikan non formal dengan metode, paradigma dan sistematikanya juga bermunculan misalnya berdirinya sekolah alam dan home schooling yang rasio belajar di dalam dan di luar kelas 30 : 70. Belajar di luar kelas bertujuan menumbuhkan kesadaran dan empati anak terhadap lingkungan, sehingga terbiasa merawat dan peduli lingkungan, pengembangan kepribadian yang berakhlak dan mengintegrasi nilai-nilai kemanusiaan atau human value ke dalam pembelajaran dan membiasakan seorang anak memecahkan suatu masalah, menciptakan suatu karya, mampu mengamati apa yang ada dan terjadi disekitarnya, serta mempresentasikan sesuai dengan tingkatan usianya. Fenomena bermunculannya sekolah-sekolah alam dan Home Schooling di kota seperti, sekolah alam depok, sekolah alam bandung, sekolah alam cikeas, dll dengan menawarkan kurikulum dan paradigma yang berbeda dengan sekolah formal, sejauh ini kurang mendapat perhatian dari pemerintah.

Lahirnya generasi yang unggul, tangguh, cerdas, serta memiliki mental kemandirian tinggi ditunggu kehadirannya dalam mewujudkan kebangkitan bagi negeri ini. Generasi seperti ini hanya bisa dilahirkan dari sebuah sistem pendidikan yang utuh. Sistem pendidikan yang Utuh tidak cukup hanya mengembangkan kecerdasan Intelegensia (IQ) semata, melainkan harus mendayagunakan dan mengembangkan Kecerdasan Emosi (EQ) dan kecerdasan spiritual (SQ) serta kecerdasan-kecerdasan lain.

Keberadaan Sekolah Alam dan Home Schooling ini bisa menciptakan generasi unggul yang bisa menjawab tantangan zaman terutama untuk era globalisasi ini, meskipun Pendidikan ini terasa mahal dan adanya dikota-kota besar ini mungkin bisa kita transformasikan kurikulum dan metodenya ke pendidikan di daerah-daerah dan semoga bisa terjangkau masyarakat. Dengan demikian akan tercipta Pendidikan yang utuh dapat menciptakan generasi unggul yang menguasai Ilmu Pengetahuan dan Tehnologi (Iptek) serta memiliki Iman dan Taqwa (Imtaq) dan menjadikan bangsa ini bangkit dari semua keterpurukan dari berbagai bidang dan menjadi bangsa yang unggul di masa depan.

Minggu, 16 Mei 2010

Puisi Untuk Anakku
Alyhad Rifqi Al Habib, Hasna Maulida Mutaqinna

Anakku...

Hidup terbentang dihadapanmu
Badai gelombang pasti menerpamu
Bersikaplah seperi karang, nak
Tatap gelombang dengan keberanian..



Anakku ...
Roda hidup terus berputar
Jangan patah semangat
Injak setiap kerikil tajam membentang
Sakit memang...Tapi itu akan membuatmu tenang

Anakku ....
Bergeraklah...
Di setiap ada ketidakadilan
Hadapi dengan segala kekuatan
Ingat Tuhan bersama kita, nak

Anakku ..
Jadilah dirimu Rajawali
Sayapnya mengepak penuh wibawa
Sorot matanya tajam penuh kepastian
Terbang tinggi penuh kegagahan
Kakinya kokoh mencekram dahan kebenaran

Anakku ....
Jangan jadikan dirimu pahlawan
Jadikan dirimu sejarah yang rupawan
Jangan banyak berharap orang mengenangmu
Tersenyumlah nanti dialam kuburmu


Anakku II

Anakku...
Panglimamu adalah keberanian
Kekuatanmu adalah kesabaran
Kendaraanmu adalah keteguhan
Jiwamu adalah kesadaran..

Anakku..
Kuatkan akan prinsip hidupmu
Jangan tatap kehidupan yang semu
Asa akan selalu menghinggapimu
Kebaikkan akan selalu menghiasi hatimu...

Anakku...
Bertemanlah dengan kebaikan
Ucapkan selalu kebenaran
Bertemanlah dengan yang papa
NikmatMu akan terus menyapa